Hidroponik merupakan cara bercocok tanam dengan menggunakan media air. Jadi, metode tanam yang satu ini tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya.
Dengan metode hidroponik, nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan tanaman dapat diberikan secara lebih optimal dan terkendali. Tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik bisa tumbuh 30% lebih cepat dibanding yang ditanam di tanah. Hal ini karena akar tidak harus tumbuh dan mencari terus ke dalam tanah sehingga kebutuhan unsur hara terpenuhi melalui media air.
Hidroponik dapat dijadikan solusi permasalahan keterbatasan lahan pada rumah mungil atau rumah susun maupun apartemen. Tanaman hidroponik mempunyai sifat movable yaitu memungkinkan untuk dipindah-pindahkan.
Tanaman yang ditanam dengan metode hidroponik tidak hanya dapat sekadar menghijaukan rumah. Metode tanam secara hidroponik juga menghasilkan sayur dan buah yang lebih menyehatkan.
Hidroponik cukup mudah untuk diterapkan di rumah. Penanaman dapat dilakukan dengan membuat set tanaman, mulai dari yang hanya terdiri dari 2 pot berdiameter 30 cm, hingga lusinan pot yang diatur secara bertingkat.
Seperti diketahui, hidroponik menggunakan air sebagai media tanam sehingga ketersediaan air harus tetap terjaga. Oleh karena itu, hidroponik memerlukan sistem pengairan yang memungkinkan pengairan secara otomatis.
Ada 5 model sistem pengairan hidroponik, yaitu sebagai sebagai berikut.
1. Deep Flow Technique (DFT)
Akar tanaman pada model ini ditempatkan terendam dalam bak air setinggi 30 – 40 cm. Tidak semua tanaman bisa menggunakan model ini karena akar tanaman terendam seluruhnya.
2. Drip
Sistem pengairan ini memungkinkan air menetes terus-menerus membasahi media tanam, selanjutnya air langsung diserap akar tanaman. Tanaman yang cocok dengan metode ini adalah tanaman yang tidak tahan tergenang air seperti cabai dan tomat.
3. Nutrient Film Technique (NFT)
Tanaman diletakkan di dalam pot-pot kecil yang berlubang-lubang dan diisi media sekam bakar. Kemudian pot-pot tersebut di taruh di sebuah bak yang berisi air.
4. Pasang Surut
Penyiraman dengan sistem ini dilakukan secara berkala dengan timer yang dihubungkan dengan pompa. Pompa ini akan mengalirkan air bernutrisi dari bak penampungan ke pot-pot tanaman. Model penyiraman pasang surut memungkinkan tanaman tergenang air pada waktu tertentu dan ada kalanya kering.
5. Perbedaan Tekanan
Model sistem pengairan seperti ini menggunakan tabung dengan prinsip yang sama dengan tempat minum di dalam kandang ayam. Gunanya tabung ini adalah untuk mengatur air tetap pada ketinggian yang sama. Jenis sayuran yang cocok adalah kangkung karena tahan terhadap rendaman air.